Laman

Hikmah Ikhlas

Senin, 27 Desember 2010

"Dongeng Metamorfosis"

Ambil Hikmahnya :)
Pikiranku menerawang ke pristiwa saat aku berproses, anggap saja “metamorfosis”, kira-kira 5 atau 6 tahun silam. Sudah lama sekali. Tak terasa, sebenarnya ada keheranan yang mendalam... aku lupa, apakah pernah menanyakan hal ini kepada mereka, mengapa mereka “begini” dan “begitu” hanya terhadapku. Nanti aku ceritakan, yang jelas jika ada waktu atau kesempatan yang tepat “dongeng” ini slalu kuselipkan untuk adik-adikku tersayang.


Pertama....
Mereka tidak pernah memperhatikanku.
Eits... jangan protes dulu, duduk manis dan dengarkan cerita lengkapnya. Hehe....
Saat itu aku masih mahasiswa baru, yang belum faham kewajiban berhijab, dengan nama yang “identitasnya” meragukan. Tentu saja setiap orang bisa salah faham, aku pun terheran-heran bukan main. Sikap mereka tak seramah terhadap teman-temanku yang “identitasnya” jelas. Tapi saat itu, apa peduliku cipika cipiki pun aku tak suka. Berlanjut dengan keharusan menggunakan jilbab saat mata kuliah agama, maka tersingkaplah kebenaran dan “identitasku" pun semakin jelas.
Kalian tau, “sebuah proses itu tak dapat dipaksakan, maka pandai –pandailah bersikap.” Salut untuk mereka yang bersabar dengan metamorfosisku yang cukup lama, ya... tentu saja selangkah demi selangkah. Kurasa, mreka semua selalu menyelipkan namaku dalam setiap do’anya. (He... keGRan) ^_^

Kedua....
Husnuzhon mereka terhadapku sungguh sebaik-baik pengajaran (khusus untukku, kalau yang lain tak tahu do... hehe).
Keheranan yang ke-2 adalah kisahnya saat itu aku berboncengan dengan seorang saudaraku (identitas disamarkan) dan saat itu kami melintas di hadapan mbak-mbak yang sedang berjalan, tentu saja aku malu bukan kepalang. Entah mengapa malu saja, ya walau masih “anak bawang” tetap saja hati tak bisa dibohongi. keesokan harinya, aku berjumpa dengan mbak-mbak itu, aku pikir bakal kena marah habis-habisan. Namun, ternyata tidak. Mereka bersikap biasa saja, padahal aku tahu pasti mereka melihatku dengan jelasss!!!! Dalam hati aku protes, “kok nggak kena marah sih???” Hihihi....
Ketiga....
Kepercayaan penuh mereka terhadapku.
Saat itu aku menjajaki sebuah organisasi yang didominasi oleh kaum lelaki, butuh kekuatan fisik yang kuat untuk survival di sana. Identik dengan tas ransel yang besar dan berat, scraft di kepala. Waktu itu aku tak ikut kegiatan Islam awal semester karena mengikuti kegiatan seleksi masuk anggota baru di organisasi itu. Menyusuri hutan-hutan, berjalan, berlari, ya seru dan menantang aku suka. Ba’da sholat zuhur seorang senior bertanya padaku.
“Adek ikut pecinta alam ya?”
Dengan mantap aku jawab, “iya." Aku terkejut sekali karena selanjutnya ia berkata,
“bagus itu... Subhanallah, ladang dakwah itu ada di mana-mana.” Dia tersenyum menatapku. Tuing-tuing... aku bingung bukan kepalang, bukannya aku yang harus didakwahi, hahaha.... Beliau sama sekali tak melarangku, peluang dakwah yang dibicarakannya, hah... berjiwa besar sekali.

Selanjutnya....
Disaat teman-temanku (cewek) yang lainnya dikhawatirkan jika terjun kelapangan, misalnya KBM atau ajang ospek lainnya. Khusus untukku, dibiarkan saja, hahaha.... Dalam hati aku protes lagi. “Masak aku tak termasuk kedalam daftar wanita yang harus dilindungi??” Wkwkwk... gak berlaku kali ya. Kebanyakan gaya abisnya, meyakikan sekali bisa jaga diri, padahal cengeng juga. Hihihi.. tapi ternyata setelah dirunut-runut ceritanya, mereka tak pernah tinggal diam, ya diam-diam selalu menjagaku (syukron, kakak-kakak, mbak-mbak, teman-teman seperjuangan, hidup mahasiswa..! eh kok gak nyambung).

Lalu....
Pujian mereka sebaik-baik sindiran atau pukulan yang menyadarkan.
(aku bisa langsung introspeksi diri)
Saat aku menggunakan pakaian yang agak kesempitan... mereka berkata,
“kok kayaknya tambah langsing ya?” Sambil tersenyum.
Ketika aku malas pake kaus kaki.
“Kakinya bagus sekali,” masih tersenyum.
Rambut kelihatan walau sudah berjilbab.
“Udah lumayan rapih ya, padahal baru belajar pake jilbab. Kalau kakak dulu juga waktu baru-baru pake jilbab rambutnya masih susah diatur,” masih dengan senyuman.
Waktu aku malas pake Rok.
“Eh... celana panjangnya bagus ya, banyak kantongnya,” juga dengan tersenyum. Semuanya dengan senyuman. Hahaha...

Lalu mereka percaya aku seorang pembelajar cepat.
Walawpun kenyataan membuktikan tidak demikian, tapi mereka selalu tahu bagaimana cara menugaskanku tanpa paksaan. Meminjamkan buku untuk dibaca, menceritakan pengalaman-pengalaman mereka dulu, memberikan pemahaman-pemahaman yang benar-benar aku perlukan, hanya dengan kisah saja, aku sudah tahu itu bukan sembarangan kisah, tapi nasehat khusus untukku.

Ada banyak lagi, tapi terlalu banyak untuk diceritakan, takut pembaca bosan. Hehehe....

Yang paling penting rasa aman dan nyaman berada di sekitar mereka.
Aku senang punya saudara-saudari yang bisa diandalkan, ketika senang atau pun susah, kakak-kakak dan mbak-mbak yang tak pernah menuntut banyak, adik-adik yang penuh pengertian. Gabungan tangan-tangan dakwah dari mereka semua tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Karena masing-masing mereka terlibat dalam proses metamorfosis ini, tak bisa hanya satu orang atau satu faktor. Karena banyak faktor dan banyak ulanganlah semua ini terjadi (statistik.com.. ^_^) dan tentu saja atas kehendak Allah SWT membuatku “terjebak di jalan dakwah” dan merasa inilah yang aku cari. Di sinilah aku harus berlabuh, setelah sekian lama mencari cari. Hampir semua lembaga aku ikuti, tapi tak ada yang bisa menawan hatiku selain rasa aman dan nyamannya dalam UKHUWWAH seperti “di sini”.
Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tau. Itulah mungkin kebiasaan yang mereka lakukan saat aku bermetamorfosis. Tak banyak aturan, tak banyak teguran, tak banyak paksaan. Ketika aku tanyakan kenapa mengambil metode seperti itu (khusus untukku) salah satu dari mereka mengatakan.
“Ada cara berbeda untuk orang yang berbeda, khusus untukmu adik kecilku metode PEMBIARAN lebih cocok dengan karaktermu yang keras. Kami tahu kamu akan lari jika dipaksa dan pemaksaan bukan metode yang baik untuk memfilter kader dakwah. Akan ada banyak daun-daun yang berjatuhan, tapi pohon dakwah tidak akan pernah kehilangan cara untuk menggantinya dengan tunas yang baru. Engkau boleh memilih, jadi daun yang berjatuhan atau tunas baru yang akan membawa harapan baru. Harapan kami semoga engkau istiqomah selalu di manapun engkau berada.”
*******************************************************
T.T
Teruntuk orang-orang yang terlibat dalam “Metamorfosisku"
Semoga Allah S.W.T selalu melimpahkan rahmat-Nya tuk kalian semua
Semoga kita semua selalu Istiqomah di Jalan-Nya
Jangan lupa saling mendo’akan ya... ^_^

 Bumi Allah, 27/12/2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar