Laman

Hikmah Ikhlas

Jumat, 16 Maret 2012

MENJAGA HAFALAN AL-QUR'AN

Sebagai penghafal Al Qur'an hendaknya kita harus senantiasa menjaga hafalan Al Qur’an. Hal ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh salafussoleh. Para sahabat dan ulama-ulama terdahulu bebeda-beda dalam mengkhatamkan Al Qur'an.

Mungkin kita akan tercengan-cengang karena merasa kagum ketika mengetahui kebiasaan para sahabat mengkhatamkan Al-Qur’an. Dengan jumlah waktu yang sama sehari semalam, 24 jam… barangkali juga dengan kesibukan yang sama atau mereka lebih sibuk dibandingkan kita namun mereka lebih produktif dalam menghabiskan waktunya berlama-lama bersama Al-Qur’an dibandingkan “kita”.

Imam Nawawi berkata, “cara mengkhatamkan Al-Qur’an berbeda-beda untuk tiap orang sesuai dengan kemampuannya. Setiap muslim hendaknya mencoba membaca Al-Qur’an sebanyak-banyaknya selama tidak menimbulkan kebosanan dan kelelahan.”

Diantara para sahabat ada yang rutin mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam 2 bulan, juga ada yang sekali dalam sebulan atau dalam sepuluh malam, delapan malam, tujuh malam dan ada juga yang suka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam enam atau lima atau empat malam. 

 Lebih singkat dari itu ada juga para sahabat yang selalu mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam tiga atau dua malam. Subhanallah. Masih ada yang lebih luar biasa, ada para sahabat yang mengkhatamkan Al-Qur’an dua kali bahkan tiga kali dalam semalam. Luarbiasanya ada juga yang mengkhatamkan 8 kali dalam sehari semalam yaitu empat kali khatam disiang hari dan empat kali khatam dimalam hari. Allahu Akbar!!!

Mungkin kita akan bertanya-tanya, siapa kiranya sahabat generasi awal yang sangat luar biasa tersebut, yang setiap waktunya tak lepas dari Al Qur’an??? Diantara nama-nama tersebut mungkin sering kita dengar. Utsman bin ‘Affan, Tamim ad Dariy, dan Sa’id bin Jabir mengkhatamkan al-Quran dalam waktu satu hari satu malam, begitu juga dengan imam Syafi’i. 

Sedangkan Sulim bin Ithr, beliau adalah seorang hakim di Mesir pada masa pemerintahan Mu’awiyah mengkhatamkan Al qur'an 3 kali dalam sehari. Abu Bakar bin Abi Dawud mengkhatamkan Al qur'an 3 kali dalam sehari semalam. Abu Amr al-Kindi ra biasa mengkhatamkan Al Qur'an 4 kali dalam semalam. Ibnu Katib mengkhatamkan Al Qur'an 8 kali dalam sehari semalam yaitu 4 kali diwaktu siang dan 4 kali di waktu malam. (Ibnu Katib sebagaimana diceritakan oleh Abu Utsman al-Maghribi. Dan ini adalah pengkhataman terbanyak yang diketahui).

Dari Abu Daud, Imam Mujahid suka mengkhatamkan Al Qur'an pada bulan ramadhan setiap malam antara maghrib dan isya. Demikian juga dengan Ali al azli. Sedangkan Utsman bin ‘Affan, Tamim ad Dariy, dan Sa’id bin Jabir bisa mengkhatamkan Al Qur'an dalam satu rakaat shalatnya.

Orang-orang soleh terdahulu lambungnya jauh dari tempat tidur dan sedikit makan barangkali dengan begitu membuat mereka tetap sehat. Tidur mereka yang sedikit tapi produktif, makan mereka sedikit tapi menyehatkan. Memang perbedaan antara kita dengan mereka hanya sedikit. Ya… kalau kita sedikit-sedikit makan, akibatnya mengantuk dan sedikit-sedikit tidur… Hmm.

Dalam suatu kajian yang saya hadiri dulu, saya teringat seorang Ustadz berkata “Muroja’ah hafalan Al-Qur’an itu seumur hidup, sebab menghafalnya mungkin lebih mudah dari pada mempertahankan hafalan tersebut.” Dan itu benar, setiap penghafal Qur'an mengalaminya.

Seperti sabda Rasululloh SAW, 

 “Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku (Muhammad) berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari hati penghafalnya dari pada lepasnya seekor onta dari ikatannya”.  (H.R. Bukhari)


Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya perumpamaan penghafal al-Qur’an adalah seperti pemilik unta yang terikat. Jika dia terus menjaganya, maka unta tersebut akan tetap dia miliki, namun jika dia melepaskannya, maka unta itu akan pergi.” 

Allah telah menjamin kemudahan dalam mengingat Al-Qur'an. Sebab Al Qur'an adalah wahyu yang masih tetap ada hingga sekarang, tidak sedikit yang telah berhasil menghafalnya 30 Juz, 114 surat, 6666 Ayat. Hanya orang-orang terpilih yang mendapat kesempatan menjadi keluarganya Allah di muka bumi. Maka, kita semua sebagai seorang muslim harus selalu berikhtiar lalu berdo'a, memohon pada-Nya... agar Allah memilih kita. Aamiin.

"وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ"

“Dan sugguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (Q.S. Al-Qamar/54 : 17, 22, 32, 40).

Guru Imam Syafi'i berkata, "ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat."


Bagaimana dengan “kita”???
Semoga kita tidak termasuk yang melalaikan Al-Qur'an dan dijauhkan dari maksiat. Aamiin.

Wallahu'alam....

Sumber: - Ustadz Fadlyl Usman Baharun pada Kajian Pekanan RQ IPB Jum’at 16 Maret 2012
                  -  Dan dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar