Laman

Hikmah Ikhlas

Minggu, 09 Januari 2011

Rindu Laut

             Bismillah….

Aku merindukanmu, masih ingatkah kau. Dulu jika sempat aku selalu mengunjungimu diwaktu pagi. Kau selalu tersenyum meyambutku. Ingatkan, saat itu aku masih kepayahan jika berjalan, namun sekarang alat bantu jalanku sudah kutinggal, terakhir kali kita bertemu aku lupa berpamitan padamu.
Padahal saat itu aku ingin sekali berkejar-kejaran dengan ombakmu. Tetapi waktu itu aku lebih banyak diam, hanya kau saja yang banyak bercerita. Deburan ombakmu menghiburku dalam sunyi. Lalu, sejenak kita sama-sama diam….
Tapi di sini… kemana aku harus menemuimu? jauh sekali, aku ingin bercerita. Kau harus bersiap-siap mendengarkanku. Kau tahu… di sini aku menangis dalam diam. Jika kita bertemu nanti aku akan menangis lama. Jangan bosan mendengarkan tangisku. Di sini aku berteriak dalam hati. Jika kita berjumpa nanti, jangan tutup telingamu jika aku berteriak, maka berteriaklah bersamaku kita keluarkan semuanya. Kesedihan yang tertahan, sesak di dada, agar semuanya menjadi lebih ringan, lebih plong kata orang-orang. Aku rasa kau pun ingin berkeluh kesah, mungkin keluh kesahmu karena kaumku. Manusia yang membuatmu susah, tidak apa-apa, katakan saja. Kita akan saling bercerita.
Apakah airmu berkelana hingga ke mari? Jika aku harus kembali ke sana, bisa jadi mungkin aku takkan pernah kembali. Hampir setahun kita berteman, kau tak pernah mengecewakanku. Akhir-akhir ini kudengar dari mama kau sering marah. Ada apakah gerangan? Apakah bebanmu semakin banyak? Jangan marah seperti saudara-saudaramu yang di Aceh dan Mentawai. Kasihan mamaku, beliau selalu khawatir setiap kali temanmu badai mengamuk, belum lagi jika rekanmu gempa kembali murka. Tenanglah... Jangan marah ya….


15/11/2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar