Laman

Hikmah Ikhlas

Sabtu, 05 Maret 2011

Lelaki Pilihan

Sore ini, aku menerima telpon dari ibu. Ibuku itu seseorang yang overprotected, dalam sehari terkadang bisa 5 kali beliau menelponku. Aku tak pernah lepas dari pengawasannya, walau kami berjauhan. Aku cerita tentang peristiwa salah faham kemarin. Tentang nilaiku yang tidak keluar padahal hasilnya bagus (Insya Allah). Tapi sudah kuurus, semua sudah beres. Ibu shock mendengar ceritaku tentang nilai itu, bliau khawatir. Aku memutar otakku. Mengingat beberapa cerita yang mungkin bisa buat ibu melupakan tentang salah faham itu walau sejenak. Aku jadi ingat SMS seorang seniorku siang kemarin.

“Kuliah yang rajin Ca, biar cepet tamat. Di tempat Kakak masih ada 3 lowongan lagi buat jurusan S2 Budidaya.” Begitu kira-kira isi SMSnya.
Kuceritakan pada ibuku. Tapi bukan cerita menarik itu yang membuatnya tertarik. Aku jadi heran dengan ibu.
“Seniormu itu laki-laki atau perempuan?” Tanya ibu memastikan.
“Kebetulan laki-laki Bu.” Jawabku.
“Anak ROHIS bukan?” Tanya beliau lagi.
“Iya, anak Rohis, yang itu lho Bu, yang kemaren bantu-bantu daftar S2.”
“Ooo… dia sudah nikah?” Tanya Ibu menyelidik.
“Kayaknya belum.”
Kenapa pertanyaan ibu jadi seputar seniorku itu, bukannya lowongan pekerjaan yang kuceritakan tadi.
“Apa pekerjaannya?”
“Ya bekerja di tempat yang tadi bu.”
“Orang apa?”
“Orang Sumatera Bu…”
“Lho… kok bisa terdampar di situ?” Tanya ibu heran.
“Ya mau gimana lagi Bu, orang dapat kerjaannya di situ.” Ujarku.
“Ooo… ya sudah, dia saja yang jadi mantu ibu.” Ibu memutuskan sepihak.
Gubraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak.
Lalu telpon tiba-tiba berpindah ke Ayahku. Terdengar suara Ayah minta gantian ingin bicara denganku.
“Tampan tidak?” Tanya Ayah.
Jiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah…. Kacau nih. Lain kali aku mesti pilih-pilih dulu kalo cerita sama Ibu dan Ayah. Maksud hati menceritakan lowongan kerja, ceritanya malah kemana-mana. Cape’ deh…………….

Setiap kisah ada hikmahnya bukan ^_^, ini inti sebenarnya yang ingin aku sampaikan.
Pertama jangan pernah merasa kedua orang tuamu mempersulitmu soal pernikahan. Ketahuilah, yang mereka inginkan hanya kebahagiaanmu. Itu saja sudah cukup. Berat rasanya memastikan apakah seseorang yang akan mendampingimu mengarungi kehidupan kelak merupakan orang yang benar-benar bisa diharapkan. Meneruskan tongkat estafet kedua orang tuamu untuk mengakhiri tugas mereka menjagamu setiap waktu. Jika perasaannya mengatakan bahwa orang itu tidak cocok untukmu, maka percayalah. Seringkali perasaan orang tuamu itu peka. Jangan ngotot jika mereka menolak dengan alasan yang masuk akal. Bukankah Ridho Allah Ridho orang tua, selama masih di jalan yang benar.
Kedua… jangan marah jika kedua orang tuamu sedikit bawel. Harus begini dan harus begitu. Itu merupakan hal yang lumrah selama dapat ditolerir dengan kenyataan yang ada. Banyak yang berkata orang tua si wanita terlalu memilih, nanti anaknya jauh jodoh. Masya Allah. Biar aku wakilkan para orang tua ini berbicara. Bukankah Rezeki di tangan Allah?? Tentu saja. Tetapi tetap saja. Seseorang itu harus bekerja untuk mendapatkannya. Karena itulah kebanyakan para orang tua mematok pekerjaan calon mantunya. Walau terkadang agak TERLALU –kata Pak haji- tapi yakinlah semua itu hanya untuk memastikanmu wahai wanita, agar tidak sengsara bersama teman hidupmu. Itu saja.
Sebenarnya yang ingin aku katakan adalah komunikasi terhadap orang tua harus jelas. Bagaimana ciri-ciri Pangeran impianmu utarakan pada mereka. Jauh-jauh hari kau stel arah kapalmu. Aku sering katakan pada Ibuku, jika suatu saat nanti aku menikah, aku ingin yang seperti ini Bu. Kusampaikan apa kelebihan-kelebihan Pangeran impianku itu (bukan nama orangnya ya, hohoho). Agar suatu saat nanti, ketika Pangeranku itu datang menjemput, kedua orang tuaku akan mengangguk tanpa ragu, pertanda mereka setuju. Ce ileh… Kalau urusan strategi jangan ragu padaku teman… hihihi dijamin manjur. Hahay….
Sudahlah… belum cukup umur. Ganti topik aja…

~Ketika Cinta Menyapa Senja… Bersiap-siagalah ^_^’
Di penghujung senja Sabtu 5/3/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar