Laman

Hikmah Ikhlas

Jumat, 01 April 2011

Sebel... =.="


Bismillah…
Juni masa menunggu… menunggu apa? Ah… banyak sekali yang ditunggu, nunggu pindahan ke RQ, nunggu UAS selesai, nunggu kiriman Antologi perdana, nunggu paket hadiah dari Mbak Okti, nunggu paket hadiah dari Annida, nunggu pengumuman naskah TAH, dan menunggu-menunggu yang lainnya… Buanyak buangeeet… 

Oh iya, ada diskusi singkat dengan seorang Adik semalam, eh sebenarnya aku sedang diskusi dengan 2 orang Adik, yang satu pembahasan seputar sekufu’. Masih dari kota yang sama, yang satulagi berdiskusi tentang sambungan diskusi kemarin, kewirausahaan.
“Haha, sekarang ana lagi nyibukin diri bantu-bantu buat undangan kak Ca, lumayan dari pada diam di rumah.” Tulisan SMSnya.

“Wah bagus itu, ntar kak Ca mesan sama kamu aja ya kalau mau buat undangan.” Balasku bercanda.
“Hmm… kak Ca ya??? Wah ana kurang tau juga 3 tahun lagi apa udah entah di mana dan udah ahli atau nggaknya mendesain undangan… hihihi.” Jawabnya.
Ah… dia mengingatkan aku lagi tentang 3 tahun itu, ya sudahlah… sebenarnya topik kewirausahaan ini menarik sekali, tapi diskusinya tidak lama, mungkin si ukhtiy sudah ketiduran. Nah… yang tentang sekufu’ lumayan seru.

“Kakak tau nggak, ada lho ikhwan yang menikah umur istrinya lebih tua lebih dari 5 tahun kak.” Kira-kira begitulah inti dari SMSnya. Aku mengerti maksudnya… barangkali dia mau bilang… “Jangan khawatir Kak, kalau ketuaan juga masih ada yang mau ama Kakak… itu pun kalau Kakak beruntung.” Wkwkwk… ini kesimpulan dari aku aja lho (hehe, takut ntar si Adek baca blog, bisa marah dia, kok Kak Ca bikin kesimpulannya sadis amat sih =.=”…).

Ah tidak, itu hanya bercanda saja, tapi salut dengan ceritanya, hebat itu orang… mengingat banyaknya “akhwat sepuh” yang tak kunjung di pinang, mestinya ikhwan seperti itu ada banyak… wah, mengkhitbah “Khadijah”, siapa takut…! Subhanallah. Apakah suatu hari nanti aku jadi “Khadijah” juga? Wallahu’alam…. Kalau pun iya, nggak masalah, siap-siap dari sekarang… he,

Sebenarnya mau nulis tentang sekufu’ tapi waktunya belum sempat. Ntar deh, aku cari data yang falid dan lengkap dulu. Sepertinya tema ini cukup penting untuk diketahui dan difahami secara benar. Karena persepsi masing-masing orang ternyata berbeda.

Ah iya satu lagi. Ini yang membuat aku sedikit sebel… sekali lagi ada yang bilang aku mirip sama orang yang dikenalnya… Fufufu. Tak dapat dihitung lagi, dia orang yang entah keberapa yang menyatakan aku mirip seseorang yang di kenal. Cape’ deh. Dari dulu, ada yang bilang, mirip ibunya, mirip Bu gurunya, mirip MRnya, mirip kakaknyalah, mirip teman SMPnyalah, mirip orang yang tadi sedang berdiri menunggu angkot, dia pikir aku ternyata bukan, mirip teman sekelasnya, mirip pacarnya, mirip sepupunya… dan mirip- mirip lainnya. Huhuhu… ternyata semua yang ada padaku pasaran, mulai dari wajah, suara, behavior, pelupanya, senyumnya, gaya ngomong, usilnya, sampe pernak perniknya… banyak amat  yang mirip… nggak special dong T.T

Aku nggak heran lagi kalo pertama ketemu orang, trus dia bolak balik ngelihatin aku kayak orang bingung. Pasti bentar lagi kalimat ini keluar, “eh kamu mirip banget deh ama temen aku bla…bla.. bla.” Tidaaaaaaaaaaak…. Sebel… sebel… sebel… =.=” hehe… becanda.


Bogor, 2 Juni 2011
Menulis… merangkai kata…
 Semoga sukses untuk hari ini dan selanjutnya… Aamiin

Bulan Rajab telah tiba… Alhamdulillah….


Bogor, 3 Juni 2011


Bismillah..
Kan sudah kubilang... tadi waktu dengerin Tausyiah Ustd Fadlyl, aku heran kenapa Ustadzah Ima ngelihat ke kiri... ke kanan... ke kiri... ke kanan...
Dengan bingung aku bertanya, "ada apa ustadzah?"
Ustadzah menjawab, "kok mirip ya?"


Ternyata teman di sebelahku, seorang "akhwat" penghafal Qur'an cabang depok wajahnya mirip denganku... kami sudah saling pandang, rasanya nggak ada yang mirip. Mungkin karena sama-sama dari Riau kali ya... ada efek kemiripan sedikit.... hahah... 

Besok-besok siapa lagi nih yang dibilang mirip ama aku??? huft =,="

Tidak ada komentar:

Posting Komentar